Selasa, 18 Januari 2011

ISTILAH-ISTILAH DAN DEFINISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FARMASI

ISTILAH-ISTILAH DAN DEFINISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FARMASI
Famakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup. Untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika dan farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.
Farmakognosi mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari dunia mineral dan hewan.
Biofarmasi meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain, dalam bentuk sediaan mana obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal.
Farmakokinetika meneliti perjalanan obat, mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transport dalam darah, dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal.Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan tubuh terhadap obat.
Farmakodinamika mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup, terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi serta efek terapeutis yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapeutis obat berhubungan erat dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme (“Sola dosis facit venenum”; hanya dosis membuat racun, paracelsus).
Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya disatu pihak dan penyakit dipihak lain.
Fytoterapi menggunakan zat-zat dari tamnaman untuk mengobati penyakit.

Selasa, 11 Januari 2011

prospek farmasi di Indonesia


Yang termasuk dengan Farmasi Indonesia adalah termasuk masalah-masalah produksi obat, distribusi obat, pendidikan tenaga ahli, kebijakan dari pemerintah serta regulasi yang memadai, ditengah-tengah nuansa masyarakat Indonesia yang sedang berangkat dari alam tradisional menuju arah modernisasi dari pengobatan tradisional menuju pengobatan rasional.
Industri Farmasi Indonesia bertanggung jawab untuk pengadaan obat yang bermutu sesuai dengan standar CPOB dan CPMB tetapi dengan efisiensi yang tinggi sehingga produksi dan harganya dapat terbeli. Pangsa pasar Indonesia amat prospektif mengingat jumlah penduduk yang lebih dari 200juta jiwa namun kini daya beli rakyat masih kecil.
Benchmarking dalam teknologi farmasi merupakan kebijakan yang perlu diterapkan baik sejak tahap bahan baku sampai pada kemasan obat jadi. Jalan pintas produksi obat telah lama dilakukan yaitu dengan pencangkokan dan duplikasi teknologi dan formulasi farmasi, sehingga kini pangsa pasar obat generik cukup signifikan prosentasenya.
Transformasi teknologi memerlukan biaya dan ketekunan upaya, tak ada transformasi apapun yang sifatnya take it for granted alias cuma-Cuma, sehingga pada satu sisi transformasi teknologi bersifat wajib namun pilihannya harus dikaji dari segi kebutuhan dan kepentingan Indonesia, bukan karena hanya sekedar untuk mengejar “modernisasi” yang snobis.
Snobisme berorientasi pada status dan citra sosial, tetapi sering tidak disadari bahwa untuk itu perlu cost. Pada satu segmen masih banyak dosen yang membuat tesis S-2 dengan mesin ketik biasa atau menyewa jasa ketik komputer, tetapi pada segmen lain misalnya dikalangan anak muda termasuk strata mahasiswa yang mewajibkan diri memiliki komputer dengan “spec” Pentium 133, padahal sebagian besar life time komputer dipakai untuk maen game atau maen internet untuk transfer dokumen seronok.
Di dunia Farmasi Indonesia juga mengalami kenaikan biaya pengobatan (cost of therapy) karena snobism, ada modernisasi obat tetapi sifat pengobatannya berbalik dari rasional menjadi emosional. Kita semua tahu bahwa tubuh kita memerlukan vitamin dari luar termasuk vitamin C. Kini di Indonesia ternyata Redoxon Effervescens dan sejenisnya (yang mengandung 1000 mg vitamin C) lebih laku dari Bekamin C Forte (yang mengandung 250 mg vitamin C).
Dalam segmen resep-pun prospek konsumsi obat cukup besar, misalnya antibiotika merupakan segmen pasar terbesar yaitu 27% dari obat yang beredar, kemudian diikuti oleh golongan analgetika 21% dan vitamin 12%. Konsumsi antibiotika di Indonesia yang tinggi antara lain disebabkan karena para dokter Indonesia amat suka menuliskan resep antibiotika bagi penderita influenza atau infeksi saluran pernafasan atas.
Meski daya beli masyarakat untuk obat masih rendah, apalagi dengan adanya resensi dan krisis ekonomi kini, tetapi jumlah penduduk Indonesia yang besar (lebih dari 200juta jiwa) tetap merupakan jaminan terhadap prospek kehidupan Farmasi Indonesia di masa mendatang.

profesi farmasi..


Profesi Farmasi
Berbeda dengan kegiatan bisnis atau pekerjaan pada umumnya, setiap profesi wajib mengindahkan dua kaidah yaitu kaidah etika dan kaidah hukum, yang satu berbicara masalah ‘baik’ dan ‘buruk’ sedangkan yang lain berbicara ‘benar’ dan ‘salah’.
Hukum adalah ketentuan tentang perilaku manusia, yang benar dan yang salah, yang wajib ditaati oleh semua manusia dalam suatu negara atau wilayah pemerintahan. Biasanya hukum suatu negara mencerminkan nilai moral yang dianut bangsa itu, tetapi standar hukum tidak selalu sama dengan standar moral. Contoh misalnya berdagang obat bukan sesuatu yang tidak bermoral, tetapi berdagang obat (pabrik obat, apotek, toko obat) tanpa izin itu melanggar hukum. Sebaliknya misalnya tidak memberikan pertolongan pertama pada seseorang yang mendapatkan kecelakaan adalah perbuatan yang amoral, tetapi tidak salah menurut hukum.
Di Indonesia para farmasis, sebagaimana juga warga negara lainnya, terikat pada ketentuan hukum pidana atau perdata. Setiap pelanggaran tentunya ada sanksinya baik sanksi perdana maupun sanksi perdata.
Kemudian seorang farmasis juga terikat pada tiga ketentuan etika, yaitu Sumpah Apoteker, Kode Etik Apoteker Indonesia serta Standar Profesi Apoteker yang ditetapkan oleh organisasi profesi yaitu Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, sehingga fungsi dan peran organisasi para farmasis berbeda jauh dengan peran organisasi kemasyarakatan pada umumnya. Seorang apoteker baru dapat menjalankan profesinya apabila ia sudah :
1.    Mengucapkan sumpah Apoteker
2.    Melaksanakan wajib kerja Apoteker
3.    Memiliki Surat Izin Kerja
4.    Penempatannya diizinkan oleh Pemerintah
Segmen kerja bagi seorang apoteker cukup luas, ia bisa bekerja di apotek, pedagang besar farmasi, industri farmasi, instalasi farmasi rumah sakit, pegawai negeri (umumnya di jajaran Departemen Kesehatan) atau sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi, dengan kualifikasi yang berbeda-beda.
Sebagaimana telah diuraikan terlebih dahulu, segmen farmasi merupakan segmen yang banyak atruran (highly regulated segment), sehingga tidak semua tenaga kerja dan pemilik modal yang dapat masuk bidang ini, namun mengingat peluang yang cukup besar, hampir tidak ditemukan apoteker yang menganggur.

Senin, 10 Januari 2011

Hibridisasi


HIBRIDISASI

Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
1.      Hibrid sp3
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1
Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan.

2.      Hibrid sp2
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-karbonnya.
Ethene Lewis Structure. Each C bonded to two hydrogens and one double bond between them.
Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama. Hal ini sesuai dengan data percobaan.
Dalam hibridisasi sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p:
membentuk 3 orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dengan bertumpang tindih dengan dua orbital sp2 karbon lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°. Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi maupun tidak).
Jumlah huruf p tidaklah seperlunya terbatas pada bilangan bulat, yakni hibridisasi seperti sp2.5 juga dapat terjadi. Dalam kasus ini, geometri orbital terdistorsi dari yang seharusnya. Sebagai contoh, seperti yang dinyatakan dalam kaidah Bent, sebuah ikatan cenderung untuk memiliki huruf-p yang lebih banyak ketika ditujukan ke substituen yang lebih elektronegatif.
3.      Hibrid sp
Ikatan kimia dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi sp.
     Dalam model ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p, menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p. Ikatan kimia dalam asetilena (etuna) terdiri dari tumpang tindih sp-sp antara dua atom karbon membentuk ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan yang dibentuk oleh tumpang tindih p-p. Setiap karbon juga berikatan dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp bersudut 180°.
4.      Hibridisasi dan Bentuk Molekul
Hibridisasi, bersama dengan teori VSEPR, membantuk kita dalam menjelaskan bentuk molekul:
  • AX1 (contoh: LiH): tidak ada hibridisasi; berbentuk linear
  • AX2 (contoh: BeCl2): hibridisasi sp; berbentuk Linear atau diagonal; sudut ikat cos−1(−1) = 180°
    • AX2E (contoh: GeF2): berbentuk V, < 120°
  • AX3 (contoh: BCl3): hibridisasi sp2; berbentuk datar trigonal; sudut ikat cos−1(−1/2) = 120°
    • AX3E (contoh: NH3): piramida trigonal, 107°
  • AX4 (contoh: CCl4): hibridisasi sp3; berbentuk tetrahedral; sudut ikat cos−1(−1/3) ≈ 109.5°
  • AX5 (contoh: PCl5): hibridisasi sp3d; berbentuk Bipiramida trigonal
  • AX6 (contoh: SF6): hibridisasi sp3d2; berbentuk oktahedral (atau bipiramida persegi)
Hal ini berlaku apabila tidak terdapat pasangan elektron menyendiri (lone pair electron) pada atom pusat. Jika terdapat pasangan elektron menyendiri, maka elektron tersebut harus dihitung pada bagian Xi, namun sudut ikat akan menjadi lebih kecil karena gaya tolak menolak. Sebagai contoh, air (H2O) memiliki atom oksigen yang berikatan dengan dua H dan dua pasangan elektron menyendiri, hal ini berarti terdapat 4 'elemen' pada O. Sehingga termasuk dalam kategori AX4 dan terdapat hibridisasi sp3.